Hari ini
Jam sepuluh lima puluh
Memori manis bersamamu bersemi lagi
Cemara Natal |
Engkau menghiasi kamar mungil
Berdandan asesories dan pernik-pernik imajinasi
Membuat hati memuji dan bersyukur
Kepada Tuhan Sang Pencipta
Engkau diam
Daunmu melambai bersama datangnya bayu
Dan alunan lembut Gloria in excecis Deo
Menghantar hati ke angkasa tak bertepi
Ketika masa Natal berlalu
Engkaupun diangkat keluar rumah
Berbaris dengan palem yang tengah antri
Dan gelombang cinta yang tak kenal layu
Kamu bahagia
Meski bising kendaraan mengganggu kedamaianmu
Asap knalpot menyesakkan pori-pori nafasmu
Kamu tenang, pasrah, bersyukur bahagia
Tetapi suatu musibah menerpamu
Bukan gelombang panas
Bukan kemarau garang yang marah
Dan bukan amukan masa yang haus darah
Engkau dibanting angin utara
Dan jatuh ke selatan terendam air kotor
Engkau diam
Engkau pasrah
Dan engkau mati pelan-pelan
Suara tangismu tak terdengar
Sengal nafas keputusasaan tak terasa
Engkau pucat dan coklat
Dan semakin gampang dipermainkan angin utara
Hari ini
Jam sepuluh lima puluh
Kurelakan tukang sampah membawamu pergi
Mengendarai kereta nabi Yunus
Selamat jalan cemaraku
Engkau telah mewarnai hari-hari yang sepi
Engkau telah mengiringi puji syukur ke hadirat Sang Ilahi
Engkau telah berjasa
Dalam musik alam yang merdu
Semoga Tuhan Sang Mahaluhur
Menyambutmu di firdaus abadi.
Sunter dua-dua Oktober
Hari sendu nan suci.
*** Rof ***