Minggu, 21 Oktober 2012

Puisi Cinta Cemara Natal


 Hari ini
Jam sepuluh lima puluh
Memori manis bersamamu bersemi lagi
Cemara Natal
Setelah sembilan tahun kita hidup bersama

Engkau menghiasi kamar mungil
Berdandan asesories dan pernik-pernik imajinasi
Membuat hati memuji dan bersyukur
Kepada Tuhan Sang Pencipta

Engkau diam
Daunmu melambai bersama datangnya bayu
Dan alunan lembut Gloria in excecis Deo
Menghantar hati ke angkasa tak bertepi

Ketika masa Natal berlalu
Engkaupun diangkat keluar rumah
Berbaris dengan palem yang tengah antri
Dan gelombang cinta yang tak kenal layu

Kamu bahagia
Meski bising kendaraan mengganggu kedamaianmu
Asap knalpot menyesakkan pori-pori nafasmu
Kamu tenang, pasrah, bersyukur bahagia

Tetapi suatu musibah menerpamu
Bukan gelombang panas
Bukan kemarau garang yang marah
Dan bukan amukan masa yang haus darah
Engkau dibanting angin utara
Dan jatuh ke selatan terendam air kotor

Engkau diam
Engkau pasrah
Dan engkau mati pelan-pelan

Suara tangismu tak terdengar
Sengal nafas keputusasaan tak terasa
Engkau pucat dan coklat
Dan semakin gampang dipermainkan angin utara

Hari ini
Jam sepuluh lima puluh
Kurelakan tukang sampah membawamu pergi
Mengendarai kereta nabi Yunus

Selamat jalan cemaraku
Engkau telah mewarnai hari-hari yang sepi
Engkau telah mengiringi puji syukur ke hadirat Sang Ilahi
Engkau telah berjasa
Dalam musik alam yang merdu

Semoga Tuhan Sang Mahaluhur
Menyambutmu di firdaus abadi.
Sunter dua-dua Oktober
Hari sendu nan suci.

*** Rof *** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar